Mengajar Anak Membaca


Tati tidak sempat makan bangku sekolah. Dia tidak ingin anaknya mengalami hal yang sama. Tati bekerja keras agar anaknya bisa bersekolah di sekolahan terbaik. Cita-citanya tidak tinggi. Dia hanya ingin anaknya bisa membaca.

Setelah dua tahun belajar, anak Tati belum bisa membaca. Pihak sekolah meminta Tati mengajar anaknya membaca di rumah.
Tati bingung. Dia menyekolahkan anaknya agar anaknya bisa membaca. Mengapa sekarang dia yang dituntut untuk mengajar anaknya?
"Mendidik anak adalah tugas utama orang tua," kata pihak sekolah.
"Apa tugas sekolah?" tanya Tati.
"Tugas sekolah membantu orang tua dalam mendidik anak-anaknya," jawab pihak sekolah.
"Kalau begitu, bantu saya mengajarkan anak saya membaca," mohon Tati.
Pihak sekolah bingung. Tati memang orang tua tunggal. Suaminya sudah lama tiada. Namun, banyak wali murid lain yang bersedia mengajarkan anaknya membaca, padahal mereka juga sibuk bekerja seperti Tati. Bahkan, mungkin lebih sibuk daripada Tati yang hanya pedagang kecil.
"Mengapa Ibu tidak mau mengajarkan anak Ibu membaca di rumah?" tanya pihak sekolah.
"Saya BUTA HURUF!" jawab Tati singkat.
Share on Google Plus

About Denny Prabowo

Penulis, penyunting, penata letak, pedagang pakaian, dokumentator karya FLP, dan sederet identitas lain bisa dilekatkan kepadanya. Pernah bekerja sebagai Asisten Manajer Buku Sastra di Balai Pustaka. Pernah belajar di jurusan sastra Indonesia Unpak. Denny bisa dihubungi di e-mail sastradenny@gmail.com.

0 ulasan:

Catat Ulasan

Tinggalkan jejak sobat di sini