Membaca Tetanda di Jari Tengah Gubernur


(www.lensaindonesia.com)
Beberapa hari kemarin ramai dibincangkan mengenai gambar Gubernur DKI yang tengah berfoto di atas panggung sambil mengacungkan jari tengahnya (dengan jemari yang lainnya terkepal).

Seperti hidangan mewah yang disajikan secara gratisan, foto itu menjadi santapan para pemburu berita. Saya menyaksikan foto itu pertama kali pada acara berita di sebuah televisi. Pada tayangan berita itu, jari tengah gubernur dan gadis di sisi kirinya di-blur. Awalnya saya mengira, waktu kampanye pemilihan gubernur sudah berlangsung. Belakangan saya baru mengetahui bahwa peristiwa itu terjadi saat perayaan ulang tahun Pos Kota di Parkir Timur Senayan.
Berdiri di sisi kiri gubernur, seorang gadis yang pula melakukan hal sama dengan gubernur. Sedang di sisi kananya seorang pemuda mengacungkan ibu jarinya. Banner Pos Kota tampak menjadi latar belakang mereka.
Saya hanya menyaksikan berita itu sepintas lalu. Oleh sebab itu, saya tak menangkap jelas apa yang disampaikan pembawa berita. Entah mengapa, ketika melihat peristiwa itu melalui layar kaca, saya justru tertarik mengaitkan jari tengah gubernur dengan lambang Monas yang ada pada logo Pos Kota. Adakah kaitan jari tengah gubernur dengan lambang Monumen Nasional yang tampak dalam logo itu?
Earnst Cassirer, seorang filsuf Jerman yang pengembang filosofi budaya sebagai suatu simbol, pernah mengatakan bahwa manusia adalah hewan bersimbol (animal symbolicum). Simbol bagi Pierce bersifat konvensional dan sewenang-wenang. Barangkali karena itu, ketika pertama kali melihat tayangan Gubernur DKI mengacungkan jari tengahnya, saya tidak perpikir bahwa ia tengah melakukan hal yang kurang ajar. Meski dalam masyarakat Barat, hal itu dapat danggap sebagai bentuk penghinaan.
Simbol jari tengah yang teracung dengan jejari lain terkepal oleh masyarakat Barat sering digunakan sebagai simbol hubungan seksual. Jari tengah melambangkan kelamin lelaki, sedangkan jari telunjuk dan jari manis yang terkepal dimaknai sebagai kelamin wanita. Simbol itu masuk ke Indonesia melalui film-film Barat. Biasanya, simbol jari tengah itu diacungkan bersamaan dengan ujaran “Fuck You” yang di Indonesia sering diterjemahkan secara sewenang-wenang menjadi “persetan kamu”. Berdasarkan pemaknaan demikian, wajar saja jika foto gubernur tengah mengacungkan jari tengahnya sempat menjadi berita utama.
Akan tetapi, entah mengapa, saya malah berpikir bahwa sang gubernur tengah mendekonstruksi makna simbol jari tengah. Bukankah Indonesia memiliki simbol hubungan seksual sendiri, seperti yang sering ditujukan oleh Bima, berupa jempol yang terapit telunjuk dan jari tengah? Jika benar demikian, apa makna baru yang coba ditawarkan oleh sang gubernur terhadap simbol jari tengah yang diacungkannya itu? Pertanyaan itulah yang membuat saya menghubungkaitkan jari tengah sang gubernur dengan ikon Monas pada logo Pos Kota.
Ikon Monas yang merepresentasikan sebuah bagunan monumen. Objek bagunan yang dikenal sebagai Monas itu sendiri merupakan lambang dari lingga dan yoni yang menggambarkan kelamin lelaki dan perempuan. Lingga melambangkan kejantanan, sedangkan yoni melambangkan kesuburan. Dengan demikian, Monas dapat dibaca sebagai monumen yang melambangkan kejantanan dan kesuburan. Dahulu, Monas menjadi lambang negara, belakangan digunakan sebagai lambang kota Jakarta.
Oleh sebab itu, saya membaca jari tengah yang diacungkan Gubernur DKI sebagai lambang dari Monas yang merupakan lambang kota Jakarta. Ketika mengacungkan jari tengahnya itu, seolah-olah ia hendak megatakan, “Hidup kota Jakarta yang subur dan makmur!” Sayangnya, Gubernur DKI yang akrab disapa Foke itu malah mengakui bahwa ia sama sekali tidak mengetahui makna jari tengah yang diacungkannya tersebut.
Pulogadung 30 April 2012
Share on Google Plus

About Denny Prabowo

Penulis, penyunting, penata letak, pedagang pakaian, dokumentator karya FLP, dan sederet identitas lain bisa dilekatkan kepadanya. Pernah bekerja sebagai Asisten Manajer Buku Sastra di Balai Pustaka. Pernah belajar di jurusan sastra Indonesia Unpak. Denny bisa dihubungi di e-mail sastradenny@gmail.com.

2 ulasan:

  1. Sebuah ulasan yang sangat amat tepat. Anda benar-benar briliant. Saya kira hal yang dilakukan oleh Gubernur itu bukanlah suatu kebetulan belaka, dalam falsafah jawa hal itu sering dibilang "Ada yang menuntun" oleh entah apa. Seandainya Gubernur dapat secerdas anda menjelaskan akan arti dari Jari tengah yang diacungkannya itu dengan Simbol Monas yang memang LAMBANG KOTA JAKARTA dan secara kebetulan juga adalah LOGO POSKOTA yang memang saat itu sedang berulang tahun, PASTI SEMUA RAKYAT INDONESIA AKAN BERDECAK KAGUM.

    Sayangnya hal itu tidak terjadi, sayangnya Gubernur memang (mungkin)benar-benar tidak tahu makna jari tengah yang dacungkannya.

    Salut saya untuk anda, Pak Denny Prabowo!

    BalasPadam
  2. @pijar88: Terima kasih komentarnya, mas.

    BalasPadam

Tinggalkan jejak sobat di sini