Oleh Denny Prabawa
Dongeng
adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi, terutama tentang kejadian zaman
dulu yang aneh-aneh. (KBBI Daring). Nurgiantoro mendefinisikan dongeng sebagai
cerita yang tidak benar-benar terjadi dan dalam banyak hal sering tidak masuk
akal (Nurgiantoro, 2005:198).
Dongeng termasuk dalam cerita rakyat
lisan. Menurut Danandjaja (1994:83)[1]
cerita rakyat lisan terdiri atas mite, legenda, dan dongeng. Dongeng adalah
cerita rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita
dan tidak terikat oleh waktu maupun
tempat. Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan, walaupun banyak juga
dongeng yang melukiskan kebenaran, berisi ajaran moral, bahkan sindiran.
Salah satu jenis
dongeng adalah cerita binatang (animal tale). Leach (Jamaris, 2001: 69)[2] menjelaskan
bahwa cerita binatang dibedakan dalam 3 tipe sebagai berikut,
- Etiological, yakni cerita asal-usul suatu binatang berdasarkan bentuk atau rupa binatang itu sekarang ini.
- Fable, yakni cerita binatang yang mengandung pendidikan moral. Binatang diceritakan mempunyai akal, tingkah laku, dan juga bicara seperti manusia.
- Beast epic, yakni merupakan siklus cerita binatang dengan seekor bintang sebagai pelaku utamanya.
Berdasarkan
pengertian dan ciri-ciri tersebut, dongeng Si
Rusa dan Si Kulomang[3]
yang berasal dari Kepulauan Aru, Maluku dapat dikategorikan sebagai sebagai fable yang diwariskan secara lisan dan
anonim. Data yang digunakan dalam tulisan ini berasal dari tulisan Hafi Zha
dalam bentuk cerita bergambar (cergam). Cergam tersebut diterbitkan oleh Balai
Pustaka tahun 2011.
Tulisan ini
dimaksudkan untuk melihat bagaimana struktur narasi dongeng Si Rusa dan Si Kulomang dengan
menggunakan naratologi Vladimir Propp.
***
Propp
menitikberatkan perhatiannya pada motif naratif yang terpenting, yaitu tindakan
atau perbuatan (action) yang
disebutnya sebagai fungsi (function). Suatu cerita memiliki
konstruksi yang terdiri atas motif-motif yang terbagi dalam tiga unsur, yaitu
pelaku, perbuatan, dan penderita. Ketiga
unsur itu kemudian dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu unsur yang tetap dan
unsur yang berubah. Unsur yang tetap adalah perbuatan, sedangkan unsur yang
berubah adalah pelaku dan penderita.
Propp (1968)[4]
menyatakan bahwa sebuah dongeng paling banyak terdiri atas 31 fungsi. Setiap
dongeng tidak selalu mengandung semua fungsi tersebut, ada yang hanya memiliki
beberapa fungsi. Berapapun jumlahnya, fungsi-fungsi itulah yang membentuk
kerangka pokok cerita. Untuk mempermudah pembuatan skema, Propp memberi tanda
atau lambang khusus pada setiap fungsi. Adapun fungsi-fungsi dan lambangnya
sebagai berikut.
1. Absentation 'ketiadaan' ß
2. Interdiction 'larangan' γ
3. Violation 'pelanggaran' d
4. Reconnaissance 'pengintaian' e
5. Delivery 'penyampaian
(informasi)' ζ
6.
Fraud
'penipuan (tipu daya)' η
7. Complicity 'keterlibatan' q
8. Villainy 'kejahatan' A
Lack
'kekurangan (kebutuhan)' a
9. Mediation, the connective incident
'perantaraan, peristiwa penghubung' B
10. Begining counteraction
'penetralan (tindakan) dimulai' C
11. Departure 'keberangkatan
(kepergian)' ↑
12. The first function of the donor
'fungsi pertama donor (pemberi)' D
13. The hero's reaction
'reaksi pahlawan' E
14. Provition or receipt of a magical agent
'penerimaan unsur magis (alat sakti)' F
15. Spatial translocation
'perpindahan (tempat)' G
16. Struggle 'berjuang, bertarung'
H
17. Marking 'penandaan' J
18. Victory 'kemenangan' I
19. The initial misfortune or lack is liquidated
'kekurangan (kebutuhan) terpenuhi' K
20. Return 'kepulangan (kembali)'
↓
21. Pursuit, chase 'pengejaran,
penyelidikan' Pr
22. Rescue 'penyelamatan' Rs
23. Unrecognised arrival
'datang tak terkenali' O
24. Unfounded claims 'tuntutan yang
tak mendasar' L
25. The difficult task 'tugas sulit
(berat)' M
26. Solution 'penyelesaian (tugas)'
N
27. Recognition '(pahlawan) dikenali'
Q
28. Exposure 'penyingkapan (tabir)'
Ex
29. Transfiguration 'penjelmaan' T
30. Punishment 'hukuman (bagi
penjahat)' U
31. Wedding 'perkawinan (dan naik
tahta)' W
Propp
mengemukakan bahwa fungsi merupakan unsur yang stabil, tidak tergantung kepada
siapa yang melakukannya karena person bertindak sebagai variabel. Menurut Propp
(1968), jumlah tiga puluh satu fungsi itu dapat didistribusikan ke dalam
lingkaran atau lingkungan tindakan (speres of action) tertentu. Ada
tujuh lingkungan tindakan yang dapat dimasuki oleh fungsi-fungsi yang tergabung
secara logis, yaitu:
1. Villain 'lingkungan aksi
penjahat'
2. Donor, provider 'lingkungan
aksi donor, pembekal'
3. Helper 'lingkungan aksi
pembantu'
4. The princess and her father
'lingkungan aksi seorang putri dan ayahnya'
5. Dispatcher 'lingkungan aksi
perantara (pemberangkat)'
6. Hero 'lingkungan aksi
pahlawan’
7. False hero 'lingkungan aksi
pahlawan palsu'
Melalui tujuh
lingkungan tindakan (aksi) itulah frekuensi kemunculan pelaku dapat dideteksi
dan cara bagaimana watak pelaku diperkenalkan. Menurut Propp (1975: 90-91),
tujuan Propp bukan tipologi struktur tetapi melalui struktur dasar dapat
ditemukan bentuk-bentuk purba. Dengan kalimat lain, dengan menggabungkan antara
struktur dan genetiknya (struktur mendahului sejarah), maka akan ditemukan
proses penyebarannya kemudian.
***
Dalam
dongeng Si Rusa dan Si Kulomang,
dikisahkan ada sekawanan rusa di Kelupauan Aru. Pemimpin mereka bernama Si
Rusa. Larinya sangat cepat. Ia selalu memenangkan perlombaan lari.
Suatu
hari, ia melihat seekor kulomang di pantai, namanya Si Kulomang. Ia menantang
Si Kulomang untuk adu lari. Pemenang lomba lari akan menguasai wilayah pantai.
Si Kulomang menerima tantangan tersebut. Namun, teman-temannya menyalahkan Si
Kulomang karena menerima tantangan Si Rusa.
Merpati
yang mendengar kabar tersebut menemui Kura-kura. Kura-kura pernah mengalahkan
Si Rusa dalam lomba lari. Ia mengajak Kura-kura untuk membantu Si Kulomang yang
sedang kebingungan. Kura-kura menyampaikan cara mengalahkan Si Rusa kepada Si
Kulomang dan teman-temannya.
Pada
hari yang telah ditentukan, lomba lari pun dimulai. Si Rusa berlari sangat
cepat meninggalkan Si Kulomang. Namun, setiap kali ia melihat ke depan, Si
Kulomang sudah berada di depannya. Ia kembali mendahului Si Kulomang, tapi Si
Kulomang selalu berada di depannya. Akhirnya, Si Rusa kalah dalam lomba lari
tersebut.
Setelah
berhasil mengalahkan Si Rusa, Si Kulomang menceritakan bagaimana cara dia
mengalahkannya. Ia bisa menang karena di bantu oleh teman-temannya. Si Rusa
tidak dapat membedakan Si Kulomang dengan teman-temannya. Si Rusa dan Merpati
pun menasihati Si Rusa agar tidak sombong.
***
Berikut ini implementasi fungsi Propp
terhadap dongeng fable Si Rusa dan Si
Kulomang dalam bentuk table.
No
|
Kutipan
|
Fungsi
|
Lambang
|
1
|
Alkisah, di
kepulauan aru, hiduplah sekelompok rusa.
Pimpinan
mereka bernama si rusa. Larinya sangat cepat.
Si rusa senang
menantang hewan lain berlomba lari.
Karena selalu
menang lomba,si rusa menjadi sombong. (hlm. 2—5)
|
Situasi Awal
|
µ
|
2
|
Suatu hari, si
rusa melihat seekor kulomang di pantai. (hlm. 6)
|
Pengintaian
|
e
|
3
|
Si rusa pun menantang
kulomang dalam lomba lari.
Pemenang lomba
lari akan menguasai daerah pantai. (hlm. 10—11)
|
Penipuan
|
η
|
4
|
Si kulomang
disalahkan oleh temannya karena lomba itu. (hlm. 12)
|
Keterlibatan
|
q
|
5
|
“Lari kita
sangat lambat!” kata kulomang lain.
“Kita tidak
mungkin menang melawan rusa yang cepat!” (hlm. 14—15)
|
Kekurangan
|
a
|
6
|
Si kulomang
pun pulang ke rumahnya dengan sedih.
Ia bingung
memikirkan lomba lari melawan si rusa. (hlm. 16—17)
|
Perantaraan,
peristiwa penghubung. (kemalangan atau kekurangan diketahui)
|
B
|
7
|
Seekor merpati
mendengar kabar lomba lari itu.
Ia menemui
kura-kura yang pernah melawan si rusa.
“Ayo, kita
bantu kulomang
melawan si
rusa!”
Kura-kura dan
merpati pun mencari si kulomang. (hlm.
18—21)
|
Penetralan
(tindakan) dimulai (Pencari setuju atau memutuskan untuk mengatasi halangan.)
|
C
|
8
|
Kura-kura
pernah melawan si rusa dalam lomba lari.
“Aku tahu
caranya supaya menang!” kata kura-kura.
|
Penerimaan
unsur magis (alat sakti)
|
F
|
9
|
Saatnya lomba
pun tiba. Merpati menjadi jurinya.
Si
rusa berlari sangat cepat. Kulomang pun tertinggal. (hlm. 28 & 30)
|
Berjuang,
bertarung
|
H
|
10
|
Secepat apa
pun si rusa berlari. Ia selalu tertinggal.
Selalu ada kulomang
yang muncul di depan si rusa.
Akhirnya,
lomba lari itu dimenangkan si kulomang. (hlm. 34—36)
|
Kemenangan
|
I
|
11
|
Kulomang lalu
menceritakan caranya kepada si rusa.
“Tanpa cara
ini, kami tidak akan bisa mengalahkanmu!” (hlm. 40—41)
|
Penyingkapan (tabir)
|
Ex
|
12
|
“Sekarang kamu
tidak bisa sombong lagi, bukan?” (hlm. 42)
|
Hukuman (bagi
penjahat)
|
U
|
13
|
Kura-kura dan
merpati pun menasihati si rusa. (hlm. 43)
|
Situasi Akhir
|
X
|
Berdasarkan
pembahasan fungsi di atas, struktur narasi dongeng Si Rusa dan Si Kulomang
dapat digambarkan sebagai berikut: (µ)
e η q a B C F H I Ex U (X).
Fungsi-fungsi tersebut terdistribusi ke dalam lingkaran atau lingkungan
tindakan sebagai berikut.
·
Lingkungan aksi
penjahat (Si Rusa): µ e η H
·
Lingkungan aksi
donor, pembekal (Kura-kura): F
·
Lingkungan aksi
pembantu (kawanan kulomang): H I
·
Lingkungan aksi
perantara (Merpati): C X
·
Lingkungan aksi
pahlawan (Si Kulomang): q a B H I Ex U X
Berdasarkan
pengamatan terhadap dongeng Si Rusa dan
Si Kulomang diperoleh beberapa model pengenalan pelaku dalam hal ini
penjahat, pembekal, pembantu, perantara, dan pahlawan. Penjahat (Si Rusa)
diperkenalkan dalam “situasi awal” (µ)
dengan mendeskripsikan sifat jahatnya (sombong) yang akan menjadi penyebab
konflik dirinya dengan Si Kulomang. Pembekal (Kura-kura) dan perantara
(Merpati) diperkenal dalam “penetralan (tindakan) dimulai” (C). Pembantu
(kawanan kulomang) diperkenalkan pada saat “penerimaan unsur magis atau alat sakti” (F), yang dalam hal ini
adalah siasat atau strategi untuk mengalahkan Si Rusa. Pahlawan (Si Kulomang)
diperkenalkan dalam “pengintaian” (e), saat Si Rusa melihat Si Kulomang untuk
pertama kali. Demikianlah cara-cara pelaku dalam dongeng Si Rusa dan Si Kulomang diperkenalkan.
***
Berdasarkan
hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa aksi atau tindakan (baca:
fungsi) dalam dongeng Si Rusa dan Si Kulomang sejumlah 11. Aksi atau tindakan
tersebut membentuk struktur narasi sebagai berikut: (µ) e η q a B C F H I Ex U
(X).
Aksi atau tindakan tersebut di atas terdistribusi dalam 5 lingkaran atau
lingkungan tindakan, yakni lingkungan penjahat, pembekal, pembantu, perantara,
dan pahlawan. Para pelaku tersebut diperkenalkan pertama kali dalam “situasi
awal” (µ), “penetralan (tindakan)
dimulai” (C), “penerimaan unsure magis atau alat sakti” (F), dan “pengintaian”
(e). Demikianlah hasil analisis struktur naratif dalam dongeng Si Rusa dan Si
Kulomang dalam perspektif Vladimir Propp.
Daftar Pustaka
[1] Danandjaja,
James. 1994. Folklor Indonesia; Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain.
Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti.
[2] Djamaris, Edwar. 2001. Pengantar Sastra Rakyat Minangkabau.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
[3]
Zha, Hafi. 2011. Si Rusa dan Si Kulomang.
Jakarta: Balai Pustaka
[4] Propp, Vladimir.
1968. Morphology of the Folktale. [pdf],
(http://homes.di.unimi.it/~alberti/Mm10/doc/propp.pdf, diakses tanggal 20 Juni
2014)
0 ulasan:
Catat Ulasan
Tinggalkan jejak sobat di sini