Sebuah Nama, Sebuah Makna

Nama adalah doa, begitu kira-kira kata sebuah riwayat sahih. Oleh karena nama adalah doa, tentu sebuah nama mestinya memiliki makna. Sebuah makna yang kelak diharapkan oleh orang tua akan menjadi penanda bagi anaknya. Seperti sahabat saya, Nurhadiansyah. Nur memiliki arti cahaya, hadi memiliki arti penunjuk, sedangkan syah di belakang namanya merupakan penanda bangsawan dalam terminologi Melayu sehingga nama Nurhadiansyah memiliki makna, bangsawan yang akan menjadi cahaya penunjuk. Namun, berbeda dengan istrinya, Mailinda Safitri. Berdasarkan pengakuan istrinya, frasa Mailinda Safitri tidak memiliki makna apa-apa.

Dalam kasus istri saya, Tuan Guru keluarganya memberi nama Hafijah yang dimaksudkan memiliki makna menyimpan atau menjaga. Akan tetapi, pelafalannya keliru karena semestinya ditulis Hafizha. Oleh karena penandanya berbeda, tentu saja maknanya jadi taksama lagi dengan yang dimaksudkan.

Lalu bagaimana dengan saya sendiri? Dalam bahasa Inggris, deny memiliki pengertian menyangkal, menolak, membantah, mengingkari, dll. Sayangnya nama saya menggunakan huruh
n ganda sehingga penulisanya jadi Denny. Sudah saya cek di google translator, ternyata kata denny tak ada dalam kamus bahasa Inggris. Jika demikian, dari mana nama Denny berasal?

Menurut riwayat dalam keluarga, ayah saya suka sekali dengan olahraga sepak bola. Ketika muda dia gemar bermain bola dan posisinya adalah penjaga gawang. Pada era 80-an ada penjaga gawang terkenal bernama Doni Latuperisa. Katika ibu saya mengandung anak lelaki, maka disiapkanlah nama Doni untuk diri jabang bayinya itu. Sayangnya, sebelum si jabang bayi lahir, ada tetangganya yang melahirkan seorang anak laki-laki dan diberi nama Doni. Tentu saja, ayah saya takmau dikira meniru nama anak tetangganya. Oleh sebab itu, ketika bayi lelakinya lahir, diberilah nama: Denny (saya sendiri taktahu mengapa bukan jadi Deny atau Deni meski dalam akte tertulis Deny tapi menurut pengakuan orangtua saya itu merupakan salah tulis dari Denny)

Sementara nama belakang saya, Prabowo, diberikan oleh eyang putri saya. Menurut eyang saya, Prabowo merupakan dua kata pra dan bowo. Pra bermakna awal dan bowo bermakna wibawa. Eyang saya memaknai prabowo sebagai anak pertama yang berwibawa. Namun, setelah saya besar dan banyak bergaul dengan kata, saya menemukan kata prabawa yang berasal dari bahasa Sansekerta. Dalam KBBI, prabawa (dalam pelafalan Jawa jadi prabowo) merujuk pada arti kata perbawa. Ada tiga pengertian untuk kata perbawa, (1) daya yg terpancar dr sifat luhur; keluhuran (2) pengaruh, (3) pengaruh yg memancar dr dl diri; kewibawaan. Ternyata, jika dilihat-lihat, maknanya takjauh beda dengan yang dimaksudkan oleh eyang saya.

Barangkali jika saya ingin nama saya menjadi memiliki makna yang lengkap, saya harus menghilangkan satu huruf n pada kata denny, jadi deny. Jika hal itu saya lakukan, maka Denny Prabowo memiliki makna kurang lebih (1) daya menyangkal yang terpancar dalam sifat luhur, (2) pengaruh mebukankan yang memancar dari dalam diri.

Namun, setelah saya pikir-pikir, rasanya takperlu saya menghilangkan satu huruf dalam kata denny hanya untuk membuat nama saya seolah-olah bermakna. Tidak semua hal harus memiliki makna dan tidak semua kata harus ditulis sebagaimana adanya. Jadi, Denny bisa saja tidak memilki makna apa-apa atau mempunyai makna yang sama dengan Deny. Terserah kepada Anda untuk memaknai apa. Saya adalah sebuah prosa yang terbuka untuk ditafsirkan.
Share on Google Plus

About Denny Prabowo

Penulis, penyunting, penata letak, pedagang pakaian, dokumentator karya FLP, dan sederet identitas lain bisa dilekatkan kepadanya. Pernah bekerja sebagai Asisten Manajer Buku Sastra di Balai Pustaka. Pernah belajar di jurusan sastra Indonesia Unpak. Denny bisa dihubungi di e-mail sastradenny@gmail.com.

0 ulasan:

Catat Ulasan

Tinggalkan jejak sobat di sini