Pemain Pingpong dan Bulu tangkis yang Tidak Mau Kalah
Chairil suka bermain pingpong dan bulu tangkis di halaman kantor organisasi pemuda Bumiputra. Saat sedang bermain, Chairil selalu berteriak-teriak dan bersorak-sorak, pokoknya heboh sendiri. Dalam setiap permainan, dia selalu ingin menang dan pokoknya harus dia yang menang. Intinya, tidak pernah mau kalah.Ditolak Panji Pustaka.
Pada masa penjajahan Jepang, Chairil suka datang menemui H.B. Jassin yang saat itu menjadi anggota redaksi majalah Panji Pustaka. Tujuan Chairil menemui Jassin tentu saja karena ingin mengirim puisi. Namun sayang, ketika Jassin menawarkan puisi-puisi itu, Panji Pustaka menolaknya. Alasan mereka, puisi-puisi Chairil sangat individualistis.Aku Ini Bintang Jalang
Suatu kali, H.B. Jassin menjadi pembicara dalam sebuah diskusi. Ia membawakan puisi-puisi Asmara Hadi yang menurutnya cukup baik. Ketika itu, Jassin beranggapan karya yang baik adalah karya yang mengobarkan semangat perang, bukan melemahkan semangat. Tiba-tiba Chairil muncul, ia tidak setuju dengan pernyataan Jassin. Menurut Chairil, karya Asmara Hadi bukan puisi, melainkan hanya teriakan-teriakan.“Kalau mau tahu puisi yang bagus, ini misalnya,” kata Chairil sambil menulis di papan tulis: AKU INI BINATANG JALANG, DARI KUMPULANNYA YANG TERBUANG.
Rosihan Anwar bangkit dan memberikan kritik terhadap kalimat yang ditulis Chairil itu, “Apa Saudara ini jago-jagoan begitu, bisa celaka sendiri nanti digebuki orang. Aku ini binatang jalang! Memalukan saudara itu binatang jalang!” Terjadilah diskusi. Chairil diberi kesempatan menjadi pembicara yang kedua.
Sang Plagiat
Meskipun pernah ditolak oleh Panji Pustaka, Chairil tidak menyerah. Dia kembali menyerahkan puisi-puisinya kepada Jassin, dan kali ini Jassin memuatnya di Panji Pustaka. Namun, beberapa waktu kemudian, akhirnya Jassin tahu bahwa puisi “Datang Dara Hilang Dara” itu bukanlah puisi karangan Chairil, melainkan puisi Hsu Chih Mo.Tentu saja Jassin kecewa berat. Dia langsung menulis sebuah karangan tentang plagiarisme, apa pengaruhnya, dan apa yang dimaksud dengan orisinalitas. Jassin menulis itu memang untuk khalayak umum, tapi sebenarnya itu adalah bentuk sindiran kepada Chairil.
Chairil Ditonjok Jassin
Rupanya, tulisan Jassin soal plagiarisme berhasil membuat Chairil tersindir. Pada saat Jassin bersiap-siap untuk pementasan drama berjudul “Api” di belakang panggung, Chairil menghampiri Jassin dan berkata, “Ah, cuma itu saja yang kamu bisa!”Hati Jassin panas dibilang seperti itu. Dia langsung menonjok Chairil sampai penyair itu terjatuh. Usmar Ismail dan Rosihan Anwar yang saat itu sedang berada di sana, segera membawa Chairil keluar gedung pertunjukan.
Saat Jassin naik pentas, Chairil berteriak-teriak, “Itu, itu Jassin yang memukul saya tadi!”
Berlatih Angkat Besi
Setelah tragedi di atas, Chairil akhirnya mulai sering berlatih angkat besi di Taman Siswa. “Gue pukul si Jassin itu!” ujarnya. Namun, saat mereka bertemu, Chairil tidak terlihat marah dan Jassin pun demikian.Berkenalan dengan Karya-Karya Sastra Dunia
Chairil adalah keponakannya Sutan Syahrir, mantan Perdana Menteri RI pertama. Pamannya itu memiliki banyak buku, termasuk buku-buku sastra mutakhir. Di rumah pamannya itulah Chairil berkenalan dengan karya-karya sastra dunia.*pernah dipublikasi di spoila.net
0 ulasan:
Catat Ulasan
Tinggalkan jejak sobat di sini